Sabtu, 05 April 2014

Balada Pelajar MIPA dan Pelajar IPS



BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM


BALADA PELAJAR MIPA DAN PELAJAR IPS 

    Jika dilihat di beberapa sekolah di Indonesia ada hal yang cukup unik ditemukan pada kondisi sudut pandang antara pelajar yang menggeluti MIPA ( Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ) dengan pelajar yang mengambil bidang studi IPS ( Ilmu Pengetahuan Sosial ).Sebenarnya ada apa dengan keadaan itu semua.Penulis sangat tertarik untuk membahas ini,apalagi ketika penulis sedang mengaktifkan salah satu jejaring sosial,katakanlah Facebook.Penulis cukup sering melihat beberapa status yang seolah-olah meributkan dengan pembedaan antara pelajar MIPA ataupun pelajar IPS.

Sebelum membahas lebih jauh mari kita telusuri 3 potensi besar yang dimiliki oleh pelajar di Indonesia:

1.) Pantang Menyerah, inilah yang sebenarnya menandakan dan juga membedakan karakter antara siswa Indonesia dengan beberapa siswa di negara lain. Tapi sebelumnya mari kita membuka pikiran kita sehingga kita tidak memiliki kesalahpahaman.Beberapa siswa atau pelajar di berbagai negara di dunia seperti pelajar yang ada di Amerika Serikat,Jepang,Kanada,China,Korea Selatan,dan beberapa negara maju maupun negara yang akan maju sudah menerapkan karakter ini kepada seluruh warga negaranya,sehingga tidak heran sangat banyak dan tinggi tingkat produktivitas serta daya juang warga negara dari negara-negara yang telah disebutkan di atas.

2.) Kreatif, hingga saat ini sudah banyak komunitas-komunitas yang beraliran "full creativity" di banyak daerah di Indonesia.Apa akibatnya?Tentunya,semua komunitas itu berkontribusi besar pada pembentukan karakter kreatif pada anak anak di Indonesia.Walaupun sangat miris jika melihat saudara-saudara kita yang masih kurang beruntung dan belum memiliki kesempatan untuk bersekolah yang pada hakikatnya untuk menuntut ilmu,tetapi dibalik semua itu orang orang yang kurang beruntung inilah yang kemungkinan memiliki potensi kreatifitas yang bisa digali lebih jauh.Pelajar di Indonesia sangat baik dalam daya kreatifitasnya,ini dibuktikan dengan berkali-kalinya kejuaraan maupun kompetisi yang ada di tingkat Nasional maupun tingkat Internasional yang sangat membutuhkan kreatifitas yang tinggi bisa dimenangi oleh pelajar yang berkebangsaan Indonesia.

3.) Kompak, kerjasama merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah yang berkapasitas besar dan sangat berat.Kekompakan tentunya adalah sebuah aspek yang sangat kental dimiliki oleh pelajar Indonesia mungkin beberapa pembaca juga tahu bahwa "gotong royong" merupakan ciri khas daripada bangsa Indonesia.Dengan adanya ekstrakurikuler pramuka karakter "gotong royong" pelajar Indonesia sudah terbangun sedikit demi sedikit,dan peningkatan inilah yang diharapkan terus menerus memunculkan karakter kompak pada seluruh pelajar Indonesia.

   Lantas apa hubungannya ketiga aspek diatas dengan pokok bahasan pada tulisan ini?Tentunya ada hubungannya.Pelajar IPS setiap harinya dibiasakan dengan pandangan pemikiran berupa kehidupan sosial yang ada di masyarakat,sedangkan pelajar IPA setiap harinya dibiasakan dengan pandangan pemikiran berupa perhitungan , analisis matematika dan kondisi kealaman yang ada di dunia ini.Jika dikombinasikan dengan padu tentunya akan menghasilkan sebuah "team" yang sangat baik dan maju.

   Sayangnya,kondisi ini masih belum bisa dilihat realitanya di beberapa sekolah menengah atas di Indonesia.Malah yang lebih sering sering kita temukan adalah pertentangan antara pelajar IPA dan pelajar IPS tapi pertentangan ini bukan dalam konteks tawuran pelajar yang sangat sering kita tonton berita di berbagai media baik itu media cetak maupun media elektronik.Pertentangan disini maksudnya adalah pertentangan bahwa pelajar IPA merupakan pelajar yang cerdas dan bisa diandalkan sedangkan pelajar IPS adalah pelajar yang masih kurang beruntung untuk mendapatkan tempat duduk di kelas IPA.

   Ini sangat miris mengingat bahwa ilmu pengetahuan dan kesatuan peradaban merupakan kombinasi antara ilmu alam dan ilmu sosial tanpa adanya diskriminasi antara ilmu alam dan ilmu sosial.Maka dari itu penulis bermaksud untuk menjelaskan pentingnya persatuan dan dukungan antara satu sama lain untuk menyatukan pemikiran bahwa tidak ada lagi "jurang pemisah" antara pelajar IPA dan pelajar IPS.Sebagai penutup, penulis kembali mengingatkan bahwa janganlah memisahkan antara ilmu sosial dan ilmu alam karena keduanya itu merupakan komponen yang membuat utuh sebuah peradaban dan sebuah kompleksitas ilmu pengetahuan.Inilah ungkapan yang penulis buat sebagai pemanis tulisan ini:



" ILMU PENGETAHUAN MENGAJARKAN KEPADA KITA BAHWA SEMPURNA ITU BAIK DAN KECACATAN MERUPAKAN HAL YANG KURANG BAIK.TAPI ITU SEMUA MASIH ABU-ABU .KARENA TANPA ADANYA KESALAHAN, TIDAK ADANYA NILAI UNTUK SEBUAH ASPEK YANG DINAMAKAN KEBENARAN.

PEMAHAMAN BENAR DAN SALAH INILAH YANG SEHARUSNYA KITA OLAH LAGI SEHINGGA MELAHIRKAN SEBUAH POKOK PIKIRAN YANG DINAMAKAN "KEBERAGAMAN ILMU PENGETAHUAN " ( RAMA RAMADHAN ).

   Sekian yang dapat penulis bagikan mengenai permasalahan yang sempat muncul di kehidupan sekarang ,pesan penulis sekali lagi jangan pernah membuat "jurang pemisah" antara ilmu alam dan ilmu sosial.Sebagai manusia penulis memohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan,sebab kesempurnaan hanyalah milik ALLAH SWT dan penulis hanya bisa berikhtiar.Dimohon komentar para pembaca untuk melengkapi dan memperbaiki tulisan yang akan diterbitkan berikutnya.terima kasih..... 

ALHAMDULILLAAHIRABBIL'ALAMIIN