Minggu, 01 Maret 2015

WHEN, I WAKE UP ? ( Masuk Dari Akal , Keluar Dari Mulut ) #2

Assalamu'alaikum Sobat Nu-Pen

Inilah kelanjutan ceritanya .... (y)

WHEN , I WAKE UP ?
( Cerita-Fiksi-Petualangan )

( Masuk Dari Akal ,  Keluar Dari Mulut ) #2

"Disaat aku bilang 'kena kamu !' kalian semua harus berlagak polos , oke !?" , ujar salah satu anggota dari 9 pria ekspeditor bernama Akil. Perintahnya ini merupakan kelanjutan dari suatu peristiwa menyebalkan dikala dia berkunjung ke perpustakaan sekolah, "pemalakan" adalah hal yang nyaris selalu ada di beberapa sekolah dimulai dari sekolah dasar hingga seperti jenjang kami sekarang , sekolah menengah atas. Si pemalak yang memalak Akil dikenal sebagai orang yang baik pada dasarnya, dia adalah teman seangkatan kami yang bernama Sadin. Menurut beberapa survey yang telah dilakukan oleh kami bersembilan, telah menemukan bahwa Sadin sebenarnya selalu merasa kehilangan kendali disaat mengingat masa lalunya yang ... yang... yang sangat kelam.

----OOOO----

4 tahun yang lalu , di suatu malam yang sunyi nan nyaman , dan suasana tentram yang dirasakan oleh keluarga Sadin, dirubah hanya dalam tempo yang tidak lebih dari 20 menit. Perampokan besar-besaran terjadi di dusun tempat Sadin tinggal, kala itu Sadin berusia 12 tahun dan sedang menjalani masa SMP-nya yang sudah berada dikelas 8 (kelas 2 SMP) . Salah satu dari saksi survey yang kami tanya-tanyakan telah mengatakan bahwa Sadin adalah anak yang sopan nan santun, ramah , berjiwa sosial tinggi dan peduli kepada alam sekitarnya, bahkan menurut penjelasan narasumber kami, ketika Sadin menlihat ada sebuah penopang pohon yang patah, ia berusaha untuk menggantinya dengan benda lainnya yang lebih kuat dari yang sebelumnya.

Perampokan yang terjadi pada dusun Sadin juga melanda rumahnya yang penuh dengan ketenangan. Pukul 01:20, ketika semua penghuni rumah sedang tertidur dengan lelapnya , terdengar suara patahnya pagar rumah Sadin secara keras, pagar dari kayu setinggi 1,5 meter telah dipatahkan oleh para perampok yang berusaha untuk masuk dan membobol rumah keluarga Sadin. Bagian ini bukanlah klimaks dari kejadian kelam yang pernah dialami Sadin, melainkan in barulah bagian yang sangat awal dari kekelaman masa lalu yang dialami oleh Sadin.

"Astagfirullah, ayah !!" , teriakan mengejutkan dari ibunya Sadin, ketika melihat sosok ayah Sadin terkapar di lantai, dalam..... dalam .... keadaan... terpenggal. Kala itu Sadin sedang tidur bersama pamannya, yang sedang singgah sekitar 4 hari di rumah keluarga Sadin dengan maksud untuk berlibur. Setelah mendengar teriakan mengejutkan itu paman Sadin langsung membangunkan Sadin dan menariknya ketempat dimana suara teriakan itu terdengar dengan menghentak. Namun naas, perampok tersebut kembali ... membantai ibunda Sadin yang tak memiliki kesalahan apapun pada saat itu. Saksi yang telah kami survey mengatakan bahwa , kala itu Sadin tidak menangis layaknya seseorang yang melihat kejadian mengenaskan, ia hanya melotot dengan selebar-lebarnya seakan-akan tidak percaya atas kejadian yang telah dialaminya saat itu. Ibunda Sadin ditusuk dibagian leher dengan dua pisau dapur pendek milik si perampok.

Perampok sempat merasakan bahkan melihat kehadiran Sadin dan Pamannya kala itu, setelah menyadarinya perampok itu langsung berlari ke tempat Sadin dan Pamannya bersembunyi, dapur . Menurut cerita yang kami dapatkan, ditempat inilah klimaks dari kejadian ini terjadi. Hal-hal yang sangat tidak masuk akal , terjadi hanya dalam waktu 5 menit, dan bisa dikatakan setelah kejadian dalam waktu 5 menit ini telah merubah cerita yang dialami oleh Sadin waktu itu. Saksi yang disurvey pun sempat tidak percaya akan hal itu , ia merasa saat itu sedang berada di luar dunia nyata, bahkan ia mengira Sadin bukanlah sebagai manusia saat klimaks itu terjadi.

Sadin melebarkan mulutnya sambil memutar lehernya secara patah-patah dengan membuka matanya selebar-lebarnya, setelah itu .... "Sampean semua.... sampean semua.... ojo metu ... , aku arep dolan karo sampean semua" , ujar jawa yang secara tiba-tiba keluar dari mulutnya, yang padahal ia tidak meneruskan sepercik darah jawa satupun, sebab ia adalah orang sunda yang menetapnya pun di tanah sunda. Selepas keluarnya ujaran tersebut, para perampok sebenarnya sempat ragu untuk mendekati Sadin dan Pamannya, namun tiba-tiba..... Sadin berdiri dari duduknya dan mulai menghampiri kedua perampok itu dan masih dalam keadaan menggerakan lehernya secara patah-patah, secara spontan ia berlari dan menonjok leher kedua perampok itu, saking spontannya para perampok itupun lupa untuk membacok Sadin menggunakan pisau yang sedang mereka pegang.

Darah langsung keluar dari kedua mulut perampok tersebut, tidak dalam waktu yang lama Sadin langsung mengambil satu clurit di sudut dapur dan langsung membacok kedua kaki salah satu perampok hingga tersungkur ke lantai, salah satu perampok berusaha menebaskan pisaunya namun Sadin berhasil menghindar, dan kembali secara tiba-tiba ..... darah berceran dimana-mana, Sadin telah memenggal kedua perampok itu dengan sadis, pamannya sempat tidak peracya dan takut akan diri seorang Sadin.

----OOOO----

Disudut persimpangan kelas sudah nampak sosok Sadin bersama 2 orang sahabat nakalnya, Barong dan Sugeng. "Hoii Sadin, kena kamu, kamu udah aku laporin ke pihak konseling, dan sebentar lagi ...", Akil tiba-tiba terdiam . "Ohh, kamu rupanya .. yuk kita bermain lempar-lemparan batu runcing, siapa yang tertancap terlebih dahulu dia yang kalah", balas Sadin sambil memasang wajah ramah.

"Syarifudin Akhtiar ! Hentikan ! Sekarang kamu cepat datang ke ruangan bapak , Barong dan Sugeng kembali ke kelas ! CEPAT ! ", perintah yang galak itu keluar dari seorang bapak-bapak melankolis-idealis yang bernama Pak Adol , beliau adalah asisten kepala sekolah yang juga berprofesi sebagai guru konseling bidang pemeliharaan siswa pelanggar aturan. Selepas kejadian yang sangat singkat itu, Sadin langsung mendekati Pak Adol dan bersama-sama datang ke ruangan konseling.

Entah mengapa, setiap aku melihat sosok Sadin datang aku langsung merasakan hawa yang aneh, sang saksi survey yang merupakan Paman Sadin sendiri telah mengungkapkan kepada kami bersembilan bahwa, Sadin telah dirasuki salah satu jin yang menyamar sebagai abdi dalem yang telah dibunuh oleh pasukan belanda dimasa lalu , yang mana abdi dalem tersebut sedang singgah di pohon besar disebelah utara rumah Sadin, dan secara kejam pasukan belanda tersebut membunuhnya dan membagikan darahnya kepada anjing yang dibawa olehnya. 

Hal tersebut telah disampaikan secara langsung kepada Pamannya Sadin persis setelah kedua perampok itu telah dibunuh oleh Sadin, sang Paman mengakui bahwa, ketika ia berbicara dengan perasuk jiwa Sadin, ia tidak mengerti apapun karena si jin menggunakan bahasa jawa kuno, namun sang Paman akhirnya mengerti maksud dari si jin setelah jin tersebut memeragakan kejadian yang lampau , persis di depan wajah sang Paman.

----OOOO----

Bagaimanapun kejadian tersebut terjadi, masihlah menjadi sebuah misteri bagiku. Sampai saat ini aku hanya bisa memasukkan semua persepsi dan hipotesaku menuju akal kecilku dan hanya bisa mengeluarkannya melalui mulut kecilku juga , kepada seseorang yang kupanggil "Kakanda" ....

----OOOO----

Siapakah "Kakanda" yang dimaksud oleh Tonto ? Dan bagaimakah kelanjutan masa kelam yang pernah dialami oleh Sadin ? Dan yang terakhir, apa yang sebenarnya membuat Sadin secara tiba-tiba berubah kepribadiannya, selain faktor pembunuhan waktu itu ? 

Semua bisa dijawab, melalui kelanjutan cerita ini .... Sobat Nu-pen baca terus kisah WHEN , I WAKE UP ? .... !

kisah selanjutnya :  WHEN , I WAKE UP ? ( Pelampiasan Kebahagiaan ) #3 .... hanya di nuansa-pena.blogspot.com

Wassalamu'alaikum





Tidak ada komentar:

Posting Komentar